Tuesday, September 1, 2009

Megelli 250 Berteknologi Gabungan Dua Negara
Pasar sepeda motor Indonesia kedatangan tamu baru, Megelli. Motor kolaborasi dua negara, Shachs Germany sebagai penyuplai mesin dan Megelli UK (Inggris) pembuat sasis dan desain bodi. Melalui produsennya di Indonesia, PT Minerva Motor Indonesia (MMI)—sudah 9 tahun meramaikan bursa roda dua Tanah Air—mereka coba mengisi di kelas di atas 200 cc.

Tak kepalang tanggung, Megelli datang dengan tiga tipe sekaligus yang diperkenalkan beberapa waktu lalu. Ketiganya yakni Megelli 250R (full fairing), Megelli 250S (streetfighter/naked), dan Megelli 250M (supermoto). "Motor ini perpaduan antara dua teknologi, Sachs dari Jerman dan Megelli dari Inggris. Ini merupakan strategi global dari Minerva," ungkap Kristianto Goenadi selaku CEO PT MMI.

Soal harga, untuk Megelli 250R dibanderol Rp 28,9 juta, Megelli S Rp 25,9 juta, dan Megelli 250M Rp 26,9 juta. Semuanya sudah on the road (OTR).

Jajal motor
Sosok Megelli 250R mengingatkan kita pada Aprilia 125R. Desain fairing-nya memang serba-Eropa dan nuansa motor sport Eropa begitu kental dengan pemakaian pipa tubular sebagai sasis. Namanya juga sporty, tentu riding style yang ditawarkan serba-merunduk. Kondisi ini dirasakan EM-Plus saat menjajal, badan terasa membungkuk.

Ini karena setang menggunakan model jepit sehingga bikin badan menyatu dengan motor saat melahap tikungan. Badan kian merunduk ketika berakselerasi di trek lurus untuk membelah angin.

Bertolak belakang dengan Megelli 250S. Motor ini ibarat Megelli 250R yang dicopot fairing-nya dan dipasangi lampu depan dengan desain tak seluruhnya membulat. Adapun bodi belakang masih sama dengan 250R. Kemudian, gaya berkendaranya tidak merunduk lantaran motor dengan 5 gigi percepatan ini mengaplikasi setang model raiser.

Yang paling beda tentu Megelli 250M. Meski kapasitas mesin sama (250R dan 250S), yakni 247 cc dengan teknologi SOHC, model 250M ini mirip trail aspal. Bisa ditebak modelnya, terutama posisi sepatbor lebih tinggi. Lalu, bodi belakang, seluruhnya hampir diwakili oleh jok.

Kala menjajalnya, sangat terasa sekali supermotonya. Dengan setang lebih tinggi, merebahkan motor jadi semakin mudah saat melalui tikungan. Tentunya, begitu juga saat melintas di kemacetan lalu lintas.

Sunday, August 9, 2009

Honda Jepang Impor Motor dari Thailand
Honda 250 cc yang akan diimpor dari Thailand

Lonjakan ongkos produksi di Jepang membuat prinsipal otomotif di negara itu mengalihkan produksinya. Salah satunya dilakukan oleh Honda Motor Co (HMC) yang memilih mengimpor produk roda duanya dari salah satu basis produksinya di Thailand.

Negeri Gajah Putih ini dipilih HMC mengingat besarnya kapasitas yang dimiliki, mencapai tiga kali lipat dari Jepang. Merek berlambang huruf ‘H’ ini berencana mulai memasok motor berkapasitas mesin 250 cc mulai tahun depan.

Bayangkan saja, untuk motor 250cc hasil produksi dalam negeri dijual hingga 550.000 yen atau sekitar Rp 55 juta per unit. Sementara, untuk produk yang sama, jika diproduksi di Thailand bisa ditekan menjadi 400.000 yen (sekitar Rp 40 juta) per unit. Lumayan jauh kan?

Pada 2008, ekspor motor Honda berkapasitas 16-250cc anjok hingga dua pertiga dari masa puncaknya yang terjadi pada akhir 1980-an. Kondisi ini bahkan memaksa Honda menutup satu dari dua pabriknya di Kumamoto tahun lalu. Selanjutnya, dengan penurunan pasar di Amerika Serikat dan Eropa juga mengakibatkan Honda menutup produksinya di Amerika Utara, Juli ini.

Di sisi lain, penjualan motor di pasar non-tradisional, seperti China, Asia Tenggara, dan Brasil, melonjak dua kali lipat dalam dekade terakhir.

Honda memproduksi motor berkapasitas 100cc untuk basis produksinya di Thailand. Pabrikan ini berencana memperluas penetrasinya untuk memproduksi motor berkapasitas lebih besar seiring permintaannya yang terus meningkat.

Tuesday, July 21, 2009

Bridgestone berencana akan memproduksi ban Battlax di Indonesia.

Para biker, bersiaplah untuk bisa membeli ban motor dari Bridgestone. Konon, produsen ban asal Jepang itu berencana akan memproduksi ban Battlax di Indonesia. Tony Tanduk, selaku Direktur Industri Kimia Hilir Departemen Perindustrian (Depperin), menurutnya, di negara asalnya, Bridgestone telah mengakuisi secara signifikan saham produsen ban motor ternama IRC. "Mereka mungkin telah mengakuisisi 30 persen lebih, cukup signifikanlah. Nah, ini juga yang membuat  produsen ban nasional Gajah Tunggal (PT Gajah  Tunggal tbk) ketar-ketir karena selama ini mereka bekerja sama dengan IRC memproduksi ban motor untuk pasar nasional. Seperti diketahui, Battlax merupakan salah satu produk ban motor yang masih diimpor dari Jepang oleh importir umum. Kondisi ini membuat produk ini memiliki harga jual yang berada jauh di atas rata-rata ban produksi nasional. Dengan penguasaan saham yang signifikan terhadap IRC, tidak menutup kemungkinan nantinya hal itu bisa mempengaruhi produksi di Indonesia. Atau, jelasnya, mungkin juga mereka akan membangun pabrik ban motor. 
 
© digiMotor